Sejarah Derby Terpanas di Italia "Derby Della Madonnina"

RIVALITAS PENUH KELAS itulah cerita lain dari perseteruan antara kakak dan adik nakal ini yang terlahir di kota mode Italia ( Re;Milano ). Hingga nanti malam pertemuan kedua tim telah berlangsung sebanyak 220 laga. kali ini kita akan bahas panasnya pertemuan kedua klub dari Sejarah kedua klub ini dalam beberapa pembabakan waktu.

Sejarah Awal Derby Milan

Derby della Madonnina mengambil nama dari patung ikonik Bunda Maria yang terletak di atas Duomo di Milano atau Katedral Milan yang biasa disebut oleh warga Milano sebagai ‘Madonnina’. 

Derby Milan pertama kali terjadi pada tahun 1908 dalam ajang Coppa Chiasso yang dimenangkan Milan 2-1. Kedua klub awalnya bersatu di bawah nama ‘Milan Cricket and Football Club’ yang dipelopori dan dibentuk oleh dua ekspatriat Inggris, Herbert Kilpin dan Alfred Edwards pada 16 Desember 1899. Milan meraih scudetto pertamanya pada tahun 1901 lalu tahun 1906 dan 1907 sebelum muncul perseteruan yang tidak menemui kata sepakat dalam hal kebijakan merekrut para pemain asing sehingga berujung pada perpecahan klub. Grup pemuda asli Italia dan imigran Swiss yang dipimpin oleh Giorgio Muggiani, Pietro Dell'Oro dan Hintermann bersaudara (Enrico, Arturo dan Carlo) lalu membentuk ‘Football Club Internazionale’ pada 9 Maret 1908. Inter sukses meraih scudetto pertamanya tahun 1910 di bawah kepemimpinan kapten dan pelatih Virgilio Fossati lalu menambah koleksi lima scudetto (1910, 1920, 1930, 1938, 1940).

Sementara di lain pihak, Milan baru dapat kembali meraih gelar scudetto pada musim 1950-51 saat era Il Grande Milan yang dimotori Cesare Maldini, Lorenzo Buffon dan Carlo Annovazzi serta trio ikonik Gre-No-Li asal Swedia. Gunnar Nordahl datang ke San Siro pada awal musim 1948-49 diikuti Gunnar Gren dan Nils Liedholm pada musim berikutnya dan mereka berperan besar dalam menyumbangkan empat scudetto untuk Milan.


Kejayaan Dua Rival Pada Era 1960

Era 1960 menjadi milik duo kota Milano saat keduanya merajai Serie A dan juga level internasional. Dimana allenatore kedua tim, Helenio Herrera (Inter) dan Nereo Rocco (Milan), dua sosok pengembang taktik legendaris catenaccio yang diciptakan pelatih asal Austria, Karl Rappan, menjelma menjadi dua tim raksasa yang mendominasi kompetisi Serie A dan juga level internasional.

Rocco bersama I Rossoneri dengan pemain andalan seperti Gianni Rivera, Jose Altafini dan Kurt Hamrin meraih dua scudetto (1962, 1968) dan satu Coppa Italia (1967), dua titel European Cup (1963, 1969), satu Winners' Cup (1968) dan satu Piala Interkontinental (1969).

Sementara itu, Herrera bersama I Nerazzurri mengemas tiga scudetto (1963, 1965, 1966), dua trofi European Cup (1964, 1965) dan dua Piala Interkontinental (1964,1965). Inter saat itu dimotori oleh Luis Suarez, Sandro Mazzola, Jair da Costa dan kuartet empat bek nya yang terkenal dengan sebutan 'Il Mago' : Giacinto Facchetti, capitano legendaris Inter, Tarcisio Burgnich, Aristide Guarneri dan Armando Picchi.

Rivalitas Inter - Milan juga menjalar ke Timnas Italia. Mazzola dan Rivera menjadi dua ikon masing-masing klub yang bersaing dalam memperebutkan posisi trequartista di skuad inti Gli Azzurri. Namun, Ferruccio Valcareggi lebih memilih Mazzola sebagai starter Timnas Italia saat meraih trofi EURO 1968 dan saat dikalahkan 1-4 oleh Brasil di final Piala Dunia 1970.

Kejayaan Juventus, Pasang-Surut Milan Dan Meredupnya Sinar Rival Sekota

Ajang Serie A pada periode 1980 menjadi milik Juventus di bawah kepemimpinan allenatore Giovanni Trapattoni yang diperkuat pemain-pemain seperti Michel Platini, Zbigniew Boniek, Gaetano Scirea dan Marco Tardelli dengan meraih lima scudetto (1981, 1982, 1984, 1986) dan trofi European Cup (1985) serta Winners’ Cup (1984).

Skandal kasus pengaturan skor pertandingan yang dikenal dengan sebutan ‘Totonero’ pada tahun 1980 memaksa kubu Milan terdegradasi ke Serie B bersama Lazio. Kasus ini juga menyeret sejumlah klub Serie A saat itu seperti Perugia, Bologna, Avellino, Taranto dan Palermo yang mendapat hukuman pengurangan poin. I Rossoneri mulai bangkit saat Silvio Berlusconi mengakuisisi klub pada 20 Februari 1986 lalu memunculkan sosok Arrigo Sacchi sebagai allenatore muda berbakat dan trio asal Belanda: Marco van Basten, Frank Rijkaard dan Ruud Gullit dengan pemain andalan lainnya seperti Franco Baresi, Carlo Ancelotti, Mauro Tassotti serta kemunculan dua difensore muda berbakat, Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini yang turut menyumbangkan scudetto pada musim 1987-88 dan dua trofi European Cup (1989, 1990). Fabio Capello yang menggantikan Sacchi juga menjadi salah satu pelatih tersukses Milan dengan sumbangan total 12 trofi untuk I Rossoneri.

Di akhir era 1980, Inter yang dilatih Giovanni Trapattoni setelah menyebrang dari Juventus berhasil meraih scudetto pada musim 1988-89 dan trofi Supercoppa Italiana tahun 1989 dengan trio legendaris asal Jerman: Andreas Brehme, Lotthar Matthaeus dan Juergen Klinsmann serta sejumlah pilar lokal seperti Giuseppe Bergomi, Aldo Serena dan Walter Zenga.

Meredupnya Dominasi Karena Skandal Calciopoli

Milan dan Juventus mendominasi di Serie A pada era 1990 dan Inter ‘hanya’ meraih tiga Piala UEFA (1991, 1994, 1998) tanpa sekalipun meraih scudetto meski Presiden Inter, Massimo Moratti telah mendatangkan para pemain berprofil tinggi seperti Paul Ince, Wim Jonk, Youri Djorkaeff, Roberto Carlos, Luiz Nazario de Lima Ronaldo, Roberto Baggio, Christian Vieri, Angelo Peruzzi, Laurent Blanc, Clarence Seedorf, Hernan Crespo dan Fabio Cannavaro. Puasa gelar untuk Inter berakhir pada tahun 2006 saat skandal calciopoli mencuat, yang membuat Juventus harus terdegradasi untuk pertama kalinya ke Serie B dan Milan serta sejumlah klub Serie A seperti Fiorentina, Lazio dan Reggina mendapat hukuman pengurangan poin dan juga denda.

I Nerazzurri selanjutnya mendominasi Serie A dengan gelar scudetto secara beruntun tahun 2006, 2007, 2008 saat Roberto Mancini menangani tim dengan para pemain pilar seperti Javier Zanetti, Esteban Cambiasso, Adriano Leite Ribeiro, Dejan Stankovic, Julio Cesar, Douglas Maicon dan Zlatan Ibrahimovic serta scudetto tahun 2009 dan 2010 saat diarsiteki oleh Jose Mourinho. Puncaknya adalah saat Inter menjadi klub Italia pertama yang meraih treble tahun 2010 lalu saat Diego Milito menjadi pahlawan kemenangan Inter berkat dua gol nya ke gawang Bayern Muenchen.

Namun, sang rival sekota di era 2000 bukannya tanpa prestasi. Milan juga meraih scudetto tahun 2004 juga trofi Liga Champions pada tahun 2003 dan 2007 di bawah kepemimpinan Carlo Ancelotti dengan Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Filippo Inzaghi dan Ricardo Kaka sebagai pemain andalannya. Milan lalu kembali memutus dominasi Inter saat meraih scudetto musim 2010-11 dan Supercoppa Italiana 2011.

Transfer Pemain Dan Sebutan San Siro - Stadio Giuseppe Meazza

Perpindahan pemain antara kedua tim pertama kali terjadi saat Luigi Cevenini menyebrang ke Inter di awal musim 1911-1912 setelah sebelumnya bermain semusim bersama Milan. Bersama Inter, Cevenini meraih kesuksesan dengan mencetak total 159 gol dari 189 laga dan menyumbangkan dua scudetto. Namun, sosok yang paling diingat tentu adalah Giuseppe Meazza, attacante flamboyan yang terkenal dengan kehidupan glamor nya yang senang dikelilingi oleh wanita serta champagne. Il Balilla yang menyumbangkan tiga scudetto untuk Inter (1930, 1938 dan 1940) dan satu Coppa Italia (1939). Rekor golnya bersama Inter pun impresif, Meazza mencetak 243 gol dari 365 pertandingan serta menjadi figur sentral saat Timnas Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938 menyebrang ke Milan tahun 1940-1942 dan menyumbangkan sembilan gol dari 37 laga. Meazza lalu pindah ke Juventus, Varese dan Atalanta sebelum akhirnya kembali ke Inter lalu pensiun di akhir musim 1946-47. di era-Moderen pun siliberganti bintang bergiliran membela kedua tim ada yang sinarnya redup di tim awal dan bersinar di tim seberang sebut saja Andrea Pirlo, Claren Seedorf, dan Baloteli
Sosok Meazza yang ikonik di kota Milano membuat kedua tim sepakat menamai stadion mereka, San Siro dengan nama resmi ‘Stadio Giuseppe Meazza’ sebagai peghormatan setelah Meazza meninggal dunia pada 21 Agustus 1979. Namun, para Milanisti enggan menggunakan nama tersebut karena menganggap sosok Meazza lebih familiar untuk kubu Inter dan lebih memilih tetap menggunakan nama ‘San Siro’ untuk menyebut stadion tersebut.

Prestasi Dan Statistik Dua Rival Sekota

Secara total, Milan mengungguli Inter dalam koleksi gelar juara dengan perbandingan Milan - Inter:
Scudetto: Milan 18 - Inter 18, Coppa Italia: 5 - 7, Supercoppa Italiana: 6-5, European Cup / Liga Champions: 7 - 3, Winners' Cup: 2 - 0, Piala UEFA 0 - 3, Piala Super Eropa 5 - 0, Piala Interkontinental / Piala Dunia Antar Klub: 4 - 3. Total trofi: 47 - 39.

Meski I Nerazzurri sedikit mengungguli I Rossoneri di ajang Serie A dalam rekor kemenangan dan jumlah gol, secara keseluruhan Milan masih sedikit mengungguli rival sekotanya tersebut dalam rekor pertemuan:











Daftar pencetak gol terbanyak Derby della Madonnina:
















Komentar

  1. Life is a GAME. It's a game where no one tells you the rules, where the best players, are cheaters and where you never know, if you're WINNING.

    Hanya Dengan Modal Rp.15.000 saja anda sudah dapat memainkan 8 permainan menarik ini.

    Don't forget main game poker online dan BANDAR POKER

    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Facebook : smsqqkontenviralterkini

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah Kamu Tau Kata “FORZA” Awalnya Hanya Di Gunakan Untuk AC MIlan?, dan Ternyata di Tiru Oleh...

Inilah 7 Fakta Menarik Kiper Masa Depan AC Milan dan Italia GIanlugi Donarumma,

Inilah 16 Legenda AC Milan Yang Paling Di Rindukan Milanisti Saat Ini, No 16 Legenda Tak Tergantikan